KUNCI KEBAHAGIAAN


KUNCI KEBAHAGIAAN

Kebahagiaan terletak dalam otak dan pikiran. Dalam reaksi kita terhadap semua peristiwa atau keadaan yang menimpa kita. Bila reaksi kita ikhlas, karena semua itu adalah kehendak Tuhan, kita hadapi dengan respons positif, sambil mengatakan “Terima kasih Tuhan, saya tetap bahagia” maka bahagialah kita sekarang. Bukan “saya akan bahagia”, tapi “saya bahagia”, berarti “sekarang”. Tapi jelas jawaban ini terlalu pendek dan belum bias meyakinkan anda atau membuka kesadaran anda. Baiklah, saya berikan contoh, perbuatan, omongan, atau tulisan, orang-orang ternama yang berhasil dan bahagia dalam hidupnya.
Salah satu penyebab yang paling umum dari orang-orang yang mengatakan dirinya tidak bahagia adalah bahwa mereka berupaya menjalani kehidupan secara tertunda. Mereka tidak hidup, dan tidak menikmati kehidupan itu sekarang, melainkan menundanya hingga di masa yang akan dating. sehingg“Kita tidaklah pernah hidup, melainkan hanya berharap hidup, dan selalu menanti-nantikan agar kita bahagia, akibatnya kita tidak pernah bahagia”, kata filsuf Pascal.
Mereka akan bahagia setelah menikah nanti, setelah direimanya menjadi PNS dengan gaji 2 juta sebulan, setelah rumah mereka lunas, setelah punya mobil sendiri, setelah diangkat menjadi direktur, atau setelah anak-anak selesai kuliah, setelah mencapai prestasi atau kemenangan tertentu. Pasti mereka akan kecewa. Kebahagiaan adalah kebiasaan mental, sikap mental, dan kalau tidak dipelajari dan dilatih sekarang, kebahagiaan itu takkan pernah dialami. Kebahagiaan itu tidaklah dapat dicadangkan untuk nanti, setelah memecahkan masalah tertentu atau mencapai sesuatu. Ketika masalah itu terpecahkan, akan timbul masalah lain yang lebih rumit. Kehidupan adalah serangkaian masalah macam kisah sedih yang tak pernah berakhir. Kalau anda ingin bahagia, anda Harus Bahagia – titik! – bukan bahagia “karena”, atau “bila”, atau “kelak jika”.
“Kebanyakan orang itu menjadi bahagia sejauh mereka putuskan sendiri bahwa mereka bahagia”, kata Abraham Lincoln..
“kebahagiaan itu murni internal”, kata psikolog Dr Matthew N. Chappel. “kebahagiaan itu dihasilkan bukan oleh obyek, melainkan oleh ide-ide, pikiran-pikiran. Dan sikap-sikap yang dapat dikembangkan serta dibangun oleh kegiatan-kegiatan individu yang bersangkutan, terlepas darilingkungannya”. Itulah sebabnya psikiater Viktor Frankle tidak bias dihancurkan oleh siksaan dalam kamp Nazi Jerman, karena ia menggunakan ide-ide, imajinasi kebebasan dalam pikirannya. Ia menggunakan ide-ide “kebahagiaan” dalam pikirannya yang bisa disentuh senjata Nazi, dan akhirnya bahkan menciptakan Logoterapi, suatu ilmu dan terapi yang berlandaskan pada makna hidup dan eksistensi. Makna hidup dan eksistensi ini juga pastilah sumber kebahagiaan.
Kita terbiasa bereaksi terhadap kejengkelan-kejengkelan sepele, frustasi, kecelakaan dengan menggerutu, menyumpah-nyumpah, tidak puas, bilang “celaka” dan “sial”, dll murni karena kebiasaan. Bila kita ingin bahagia, kebiasan ini harus diubah dengan melihat sisi-sisi positif dari peristiwa-peristiwa itu, memutuskan untuk menghadapinya dengan bahagia, mensyukuri banyaknya kejadian-kejadian kecil serta keadaan-keadaan dalam kehidupan kita sehari-hari yang sekarang menjadikan kita bahagia.
Sebagian besar reaksi tidak bahagia yang menjadi kebiasaan kita adalah karena kejadian tertentu yang kita tafsirkan sebagai pukulan terhadap harga diri kita. Penyebab utama ketidakbahagiaan adalah terlalu mengambil hati hal-hal yang sesungguhnya tidak pribadi sifatnya.
Jadi bentuklah kebiasaan bereaksi positif terhadap ancaman dan masalah. Bentuklah kebiasaan untuk selalu berorientasi pada sasaran, terlepas dari apa yang terjadi. Latihlah sikap agresif yang positif, baik dalam situasi sehari-hari maupun dalam imajinasi. Bayangkan diri anda bereaksi terhadap ancaman-ancaman bukannya melarikan diri atau menghindarinya, tapi menghadapinya dengan cara agresif yang positif. “Kebanyakan orang berani hanya dalam bahaya dimana mereka telah membiasakan diri, dalam praktek senyatanya maupun dalam imajinasi”, kata Bulwer-Lytton, novelis Inggris.

------------------------------------